Jadi ini perlu dikaji lebih menyeluruh karena dengan event yang lebih banyak di Mandalika kita harapkan justru Mandalika tumbuh dan berkembang.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney melakukan kajian menyeluruh terkait rencana penghapusan ajang balap motor World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika.

“Jadi ini perlu dikaji lebih menyeluruh karena dengan event yang lebih banyak di Mandalika kita harapkan justru Mandalika tumbuh dan berkembang,” ujar Sandiaga dalam The Weekly with Sandi Uno yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.

Terkait kerugian yang diderita penyelenggara, Sandiaga menyebut hal ini dapat diminimalisir dengan penghitungan secara tepat.

“Terkait penyelenggaraan, itu business to business (b to b), dan apabila penyelenggaraan itu dilakukan dengan penuh profesionalisme dan perhitungan yang tepat, karena di WSBK, MotoGP pada 2022 itu kami pemerintah yang membayar, Kemenparekraf yang membayar saat itu,” tambahnya.

Baca juga: Gubernur NTB ingin ambil alih pengelolaan Sirkuit Mandalika

Ia pun mendorong Indonesia tak hanya bergantung pada ajang balap internasional, namun juga mampu melahirkan ajang balap lokal yang dapat digelar di sirkuit Mandalika yang diresmikan pada November 2021.

Sebelumnya, Direktur Utama InJourney Doni Oskaria dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI (14/6) mengatakan pihaknya akan bernegosiasi untuk menghilangkan WSBK karena tidak menarik bagi investor untuk masuk sebagai sponsor.

Dengan penghapusan ajang balap WSBK diharapkan akan membantu menurunkan beban perusahaan sehingga kerugian yang ditimbulkan tidak membengkak setiap tahun dibandingkan apabila ajang tersebut dipertahankan.

Baca juga: Menparekraf: subsektor musik sumbang kontribusi nyaris Rp6 triliun

Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah menginginkan pengelolaan Sirkuit Mandalika diambil oleh pemerintah provinsi (pemprov). Hal ini menyikapi rencana InJourney yang ingin menghapus perhelatan tersebut karena harus merugi Rp100 miliar.

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023